Orang Batak Mempertahankan Identitas Etnisnya
Keywords:
Eksistensi, Identitas Etnis, Orang BatakAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kisah hidup Orang Batak di kota Kendari serta bagaimana cara mereka tetap mempertahankan identitas etnisnya di tengah lingkungan kebudayaan yang berbeda. penelitian ini menggunakan teori Identitas Etnis dan Batasan-Batasannya menurut Frederick Barth. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang memadukan Teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ciri khas yang dimiliki Orang Batak adalah selalu menjunjung tinggi adat dan budaya mereka sekalipun berada diperantauan. Mereka juga mampu menyesuaikan diri dengan budaya baru yang multicultural. Nilai dalam Dalihan Natollu menjadi konsep dasar bagi masyarakat Batak untuk mengatur pola interaksi mereka dengan masyarakat dan merupakan cara mereka mempertahankan identitas etnis di Kota Kendari. Namun seiring berjalannya waktu tata cara budaya Batak di Kota Kendari memiliki banyak perbedaan bahkan jarang dilakukan khusus nya dalam adat pernikahan dan penggunaan bahasa daerah.
References
Abdullah, Irwan. (2010). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Anggraini. (2018). Pola merantau masyarakat Orang Batak di Kota Tanjung Pinang. Penelitian Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Bonivor A. Arie. (2011). Ulos di Tugu Khakulistiwa: Studi Deskriptif Akulturasi Masyarakat Batak di Pontianak. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yokyakarta.
Dimas, Gerry. (2001). Budaya merantau pada Orang di Indonesia. Johor Baru: Universitas Malaka.
Girsang, Lestari. (2018). Komunikasi interpersonal mahasiswa Perantau Orang Batak Toba UNTIRTA dalam menerapkan perilaku Martarombo. Skripsi. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Indrayani. (2019). Solidaritas Sosial Komunitas Etnik Batak Toba di Kota Depok. Skripsi Fakultas Fisip Universitas Islam Indonesia.
Isabella. (2013). Pengaruh sistem kekerabatan terhadap sikap nasionalisme masyarakat Batak Toba di Bandar Lampung. Jurnal Kultur Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lampung.
Marbun, M.A dan Hutapea, I..M.T. (1987). Kamus budaya Batak Toba. Jakarta: Balai Pustaka.
Naibaho, Hermanto. (2019). Kekerabatan (partuturan) marga Batak Toba pada komunitas mahasiswa Batak Toba di Pekanbaru. Jurnal. Pekan Baru:
Universitas Riau.
Nainggolan, Shinta. (2011). Eksistensi adat budaya Batak dalihan na tollu pada masyarakat Batak (study khasus masyarakat Batak Perantauan di
kabupaten Brebes). Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Naim, Mochtar. (2013). Merantau pola migrasi Orang Minangkabau. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Panjaitan, Margaretha dan Sundawa Dadang. (2016). Pelestarian nilai-nilai civis culture dalam memperkuat identitas budaya masyarakat: makna simbolik ulos dalam pelaksanaan perkawinan masyarakat Batak Toba di Sitorang. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Riyadi. (2019). Merantau sebuah pilihan atau keterpaksaan studi supir angkutan kota perantau Batak Angkola-Mandailing di kota Bandung. Tesis Program Studi Antropologi Universitas Gadja Madah.
Saragih. (2014). Pentingnya martarombo bagi anak muda di Semarang. Jurnal Gema Wisata.
Simatupang, Moradjogi. (2019). Dalihan natollu. Jakarta: Indossari Media Utama.
Vergouwen, J.C. (2004). Masyarakat dan Hukum dat Batak Toba. Yokyakarta: PT.LkiS Pelangi Aksara.